Doa qunut merupakan amalan yang disunahkan di dalam sholat. Qunut berasal dari bahasa Arab yang berarti ketaatan, kesungguhan, patuh, berdiri lama, serta diam. Doa qunut yang disunahkan terdiri dari 3 macam, yaitu doa qunut subuh, qunut witir pada separuh akhir Ramadhan, beserta qunut nazilah.

Beberapa ulama memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai hukum doa qunut selain qunut nazilah. Doa qunut sholat subuh disunnahkan menurut pendapat Imam Malik, Imam Syafi’i, Ibnu Abi Laila, serta Al-Hasan bin Shalih.

Pada saat membaca doa qunut, imam dianjurkan mengeraskan suaranya serta makmum mengamininya. Dianjurkan pula mengangkat kedua tangan sebagaimana doa pada umumnya.

Yang lebih utama lagi, pada saat doa yang memiliki kandungan harapan serta permintaan dibacakan, telapak tangan hendaknya menghadap ke atas. Sementara di saat doa yang mengandung tolak bala atau dijauhkan dari musibah yang sedang terjadi, telapak tangan hendaknya menghadap ke bawah.


Dilansir dari islam.nu.id, menurut Imam An-Nawawi qunut subuh merupakan sunnah muakkadah. Meninggalkannya tidak membatalkan sholat, tetapi tetap dianjurkan untuk sujud sahwi, baik ditinggalkan sengaja ataupun tidak. Doa qunut subuh adalah sebagai berikut:

للّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allahummahdini fî man hadait, wa âfini fî man âfait, wa tawallanî fî man tawallait, wa bâriklî fî mâ a thait, wa qinî syarra mâ qadhait, fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ alaik, wa innahû lâ yazillu man wâlait, wa lâ ya izzu man âdait, tabârakta rabbanâ wa ta âlait, fa lakal hamdu a lâ mâ qadhait, wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa alâ âlihi wa shahbihi wa sallam.

Artinya:
“Ya Allah, kumpulkan aku bersama orang-orang yang menerima petunjuk-Mu, selamatkan diriku ke dalam kelompok orang yang Kau lindungi dari bala dunia dan akhirat, sertakan daku bersama mereka yang Kau pelihara dari dosa, turunkan berkah-Mu untukku dalam semua anugerah-Mu, jauhkan diriku dari dampak buruk yang Kau gariskan.
Karena sungguh Engkau yang memutuskan, bukan menerima putusan. Sungguh tiada hina orang yang Kau bimbing. Dan tiada mulia orang yang Kau musuhi. Wahai Tuhan kami, Engkau Maha Suci dan Maha Tinggi. Segala puji bagi-Mu atas segala putusan-Mu. Aku memohon ampun dan bertobat kepada-Mu.”

Doa qunut subuh di atas dibacakan pada saat sholat sendiri. Jika sholat berjemaah, imam akan dianjurkan untuk mengubah lafal “ihdini (berilah aku petunjuk)” menjadi ihdina (berilah kami petunjuk)”. Karena di dalam pandangan Syekh Zainuddin Al-Malibari di dalam Fathul Mu’in dimakruhkah untuk berdoa bagi diri sendiri pada saat doa bersama.

وكره لإمام تخصيص نفسه بدعاء أي بدعاء القنوت للنهي عن تخصيص نفسه بدعاء، فيقول الإمام: اهدنا

Artinya, “Dimakruhkan bagi imam berdoa khusus untuk dirinya sendiri pada saat doa qunut karena ada larangan tentang hal itu. Karenanya, hendaklah imam membaca ‘ihdina,’” (Lihat Zainuddin Al-Malibari, Fathul Muin JAKARTA, Darul Kutub Al-Islamiyyah, 2009 M, halaman 44).